Senin, 04 Januari 2010

Tak Harus Memiliki

“Aku berusaha”
Lelah rasanya dengan perasaan ini. Sakit rasanya menyimpannya didalam. Namun sekuat apapun dan sekeras apapun aku berusaha mengeluarkannya, ia tetap bersihkukuh untuk bertahan. Bertahan untuk terus-terusan menyiksaku. Emh…bangus! Kini aku bakal makin terpuruk.

“Bodoh…!”
Jelas-jelas aku tahu dan sadar betul keadaannya. Tapi aku tetap nekat. Eka apa yang kau lakukan?. Kau tahu betul bagaimana hatimu. Kau tahu betul sistemnya. Lalu mengapa kau masih ceroboh?.

“Aku berusaha semampunya”
Sekuat tenaga kucoba untuk tegar. Semampunya aku berusaha untuk tetap kuat. Dan aku yakin aku bisa. Walaupun tak mudah, aku tak akan menyerah.

“Eka, kau kuat. Rintangan yang ini gak akan berpengaruh banyak. Yakinlah.”
Aku menyakinkan dan menguatkan diriku sendiri. Sebenarnya aku mulai bosan dengan keadaan ini, tapi hati ini terlalu egois. Ia tetap bertahan dengan keputusannya, tanpa melihat betapa menderitanya aku.

“Terserah padamu!”
Aku menyerah, menyerah membujuknya untuk berhenti dengan perasaan ini. Aku yakin ini hanya sementara, sebentar lagi ia akan pergi. Hanya perlu menjaga jarak, setelah itu ia tak akan ada lagi dipikiranku.

“Perasaan ini jangan dituruti”.
Nanti ia akan bersikap manja dan terus ingin dimengerti. Nanti ia akan egois hingga ia merasa ia pantas mendapatkan apapun yang ia mau.

“Tak harus memiliki”
Tak semua yang kita inginkan dapat selalu kita dapatkan. Tak semua jalan kehidupan kita sesuai dengan kehendak kita. Tak semua harapan kita dapat terpenuhi. Dan aku yakin telah ada skanerio sempurna yang ditulis Tuhan untuk setiap umatnya.

“Ini bukan akhirnya”
Eka, dunia tak akan berhenti berputar hanya karena masalah ini. Kau pernah melewati yang lebih sulit dari keadaan seperti ini dan kau masih bisa bertahan malah lebih baik. Ini hanya salah satu sudut yang mesti kau lewati dalam perjalanan hidupmu. Salah satu ujian yang mesti kau ikuti dalam ujicoba kesabaranmu. Salah satu pertandingan yang mau tak mau harus kau ikuti untuk lulus seleksi kekuatan bathinmu.

“Jangan menyerah!”
Bukanlah Eka, kalau aku menyerah hanya dengan masalah ini. Aku akan ditertawakan apabila aku menyerah dan berhenti. Sia-sia saja perjalanan panjangku kalau aku terhenti disini dan kalah dengan perasaanku.

“Aku berjanji”
Aku akan bahagia. Aku akan tertawa. Aku tak akan menyerah. Kutantang musuh yang lebih kuat dari mengalahkan perasaanku sendiri. Aku tak akan terpuruk. Dan akan kalian lihat, senyuman akan selalu mengiringi langkahku. Kalian akan rindu wajah murungku, apalagi tangisanku. Karena kalian tak akan melihatnya lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar