Sabtu, 05 Desember 2009

“Bodohnya”, Pikirku




Langit berubah warna, menampakkan bahwa ia telah lelah dan mengeluh, mengeluh karena ia telah lelah. Lelah terus mengisi sudut teratas bumi ini. Seperti aku, aku juga telah mengeluh lelah, lelah akan rutinitasku. Yang sepertinya malah tak mengenal sudut bumi ini. Bumi ini dipenuhi suara-suara bising yang memekakkan teliga, terlalu ramai , tapi entah mengapa aku merasa hanya satu suara yang terdengar dan mengaggu kosentrasiku. Yaitu jerit kegalauan lelahnya pikiran dan perasaanku.
Dari awal aku sudah mengeluh, mengeluh dan menyerah pada keadaan. Mengeluh dan berkata aku tak akan sanggup. Namun berbagai sudut kehidupan yang aku lalui berusaha menguatkanku, mendukungku, menopangku , hingga aku dapat bertahan sampai sekarang. Namun, penopangku nampaknya juga tak bisa menahanku sekarang. Aku benar-benar telah sampai pada titik kelemahanku, dan aku benar-benar menyerah. Aku menyerah.
Entah apa yang ada diotakku sekarang ini, namun yang pasti. Organ terkecil yang berisi seonggok danging ini merasa tak sanggup lagi untuk berpikir. Merasa ingin mengeluarkan semua yang ada didalamnya, merasa lelah dan ingin berhenti untuk sejenak menelusuri sudut tak berujung kehidupan ini.
Perasaan ini telah kutepis habis-habisan, aku sendiri bahkan tertawa mengejek karena aku mulai tersadar, ternyata begitu mudah membuatku menyerah dengan keadaan ini. Aku yang selama ini berpikiran mampu tegar menghadapi segalanya dan berusaha kuat ternyata kalah hanya dalam satu babak. Hanya satu babak, ibarat dalam pertarungan aku kalah hanya dalam babak penyisihan. Dan aku adalah salah satu manusia yang tersisih dalam babak ini. Ironis, menyakitkan, seorang manusia yang kalah dalam perjalanan hidupnya. Dan ditemukan dalam keadaan menyerah dan mulai putus asa.
Aku tetap berusaha, bangkit dan menguatkan diriku sendiri. Aku berusaha, kembali memasuki babak pertarungan ini. Dan berusaha agar dibabak berikut nantinya, aku bisa masuk kebabak-babak selanjutnya. Bahkan akan berusaha menjadi pemenang.
Terlalu dangkal, kalau aku terus mengeluh dan menyerah lalu tak berusaha bangkit kembali, malah sibuk meratapi lelahnya bathinku. Aku akan berusaha. Berusaha. Dan mengeluhku kali ini akan kujadikan sebagai referensi untuk pertarunganku dibabak berikutnya,berusaha untuk menjadi sang pemenang. Semoga...   

2 komentar: